20120213

Halaman Dua


Mendalam.......
malam ini, retak sudah rasa yang terpendam, hening pelan-pelan menyusup ke dinding hati, memancingku untuk menemukan perasaan yang nyaman. tidak, namun bukan itu yang ku temukan dalam heningnya, ternyata aku kalah dengan sunyi yang mencabik-cabik ketahananku, pecahlah sudah air mata malam ini. aku masih lemah rupanya kalimat-kalimat terakhirnya dia bilang dengan tegas 2 atau 3 hari semua itu akan begitu saja berlalu dan kembali seperti biasa, itu ucapnya padaku satu tahun yang lalu.  Pada prakteknya tidak sedemikian itu, bagaimana bisa  dia  menjelaskan pesannya yang dia usahakan padaku untuk mengerti kalimatnya itu. aku menangis lagi malam ini. dia boleh saja lupa, itu justru lebih bagus untuknya, supaya dia tidak pernah memecahkan perasaan di setiap malam. Tidak harus tercabik-cabik kenangan yang setiap saat merangkak di memori setiap simpul syaraf otak. boleh saja dia lupa, boleh saja dia tidak mau mengingatnya, boleh saja dia tidak tahu apa-apa lagi. dia memang mengajarkan banyak hal yang tidak pernah dia sadari. seperti halnya malam ini aku harus memecahkan, menumpahkan seperbagian  perasaanku untuknya, seperti halnya aku menjadi bisa merahasiakan tentang hatiku untuknya, apalagi kalau itu bukan kehebatannya dan caraku mencintainya, membuka pikiranku untuk menemukan rasa, tapi  aku harus bilang apa padanya, (tidak ada lagi), apa yang pantas kuberitahukan padanya(tidak ada lagi), karena aku telah tahu jawabnya, apa yang harus kulakukan untuk lebih tepatnya. memang lebih baiknya membiarkan perasaan ini  layu dan gugur. Biarlah jika memang ini kehendak Tuhan adanya, apa lagi yang ingin aku akui selain aku memang mencintainya, cinta yang terbatas pada ungkapan dan tanpa sepengetahuannya sekalipun. biar saja ini semua harus layu dan gugur demi masa. 
   aku diam cukup lama memandangi LCD laptop yang menyala, mengambil nafas dalam mencari  kata demi kata, yang tidak jauh tentang dia untuk memberi ending. aku belum bisa menemukan kalimat untuk memberi ending semua ini, suatu apapun tidak bisa. 

Ketika Hujan Harus Datang, halaman 2.


salam damai selalu


0 komentar:

Posting Komentar

Mahadewi Kecil. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright 2010© Mahadewi Kecil Designed by Cha'unk El Fakir