20110131

Januari Akhir


risauku hanya membuatmu terhempas
aku tenang agar tak terlepas
aku menikmati ini
deru alam syahdu mengalihkan rasa, terciptakan nikmat
namun tidak mengindahkan rindu jiwaku, yang selalu mengharumkan hariku
aku sudah terpikat kerinduan yang dalam
yang menggelayuti jiwa ini
entah....
tidak terkira berapa dalamnya sudah menenggelamkan
sebelum senja menutup hari ini, di akhir Januari yang basah
betapa ini sangat berarti, saat merasakan nikmat
merekah bunga jiwa, hanya sekedar untuk memeluk rasa dengan tulus,
menjaga, dan meniti harapan
tak mungkin ada suka tanpa duka
apa yang kupikirkan lagi, selain terus melangkah
semakin aku menghindar makin berpijar
sungguh tak bisa menipu diri, pada setiap lembaran-lembaran catatanku
aku merindukaanmu matahari…

Semarang, Akhir Januari  2011

20110130

Januari Yang Basah




hampir setiap waktu
aku menyukai terpaan lembut hujan di jendela kamarku
pada sore hari, malam hari bahkan pagi hari
bersama angin menderu di luar sana
di halaman, di jalanan yang beberapa minggu ini
butiran-butiran air hujan
menggenangi cekungan-cekungan  tanah
butir tetesnya mengaliri tiap celah 
membasahi semua yang ada
dari sekian waktu berharap dapat temukan limpahan kisah
pada setiap hari yang dijalani
kini sudah di ujung Januari yang basah
akan bergeser menjadi Februari
betapa aku  merasakan waktu tak pernah berhenti
berjalan setiap detiknya bersama  mimpi
nada-nada hujan tidaklah sama dari hari yang  lalu dengan hari ini
pun esok yang segera tiba
apa yang mesti dicari dari persamaannya itu?
selain rasa syukur yang mendalam
dan menuju perbaikan diri


 Semarang, 30 Januari 2011

20110127

Ruang Sepi

hari ini dan kemarin hujan di kotaku
tanpa disangka datang lebih awal dalam keseharianku
bahkan sampai malam,
membawa kesunyian mengalir lembut
yang terdengar hanyalah suara nafas,
detak jantungku dan gemericiknya hujan
malam ini membantu menenangkan perasaanku
dari percikan-percikan ingatan
kadang tidak menyenangkan
yang hadir sambung menyambung

malam ini tidak begitu membuatku sedih atau kecewa
seperti beberapa hari lalu
perasaanku yang tidak enak,
jika mengingat tentang suatu hal
kini aku perlu ruang
kembalikan ketenanganku untuk mengarahkan hati
untuk merasa dan berpikir
yang kini tenggelam pada kecemasan
banyak tanya dalam rimbunan sangkaan
sebelum menyakitkan
menutupi hati dan pelangi harapan
kesunyian mengingatkan keberadaan ini
akan rencana yang timbul dan tenggelam
mencoba merelakan dan lapangkan dada
hal ini menemaniku dalam kesunyian
bertumpukan angan-angan
aku masih tetap tersenyum

Semarang, 27 January 2011 

20110124

Hikmah


 

hati terus mencari arah
tak bisa baca semua yang kuhadapi
namun aku bisa merasa
yang aku khawatirkan
ketika aku tak lagi bisa berharap,
tak lagi bisa berpikir
ya Rabb kepasrahanku padaMu
yang membuat aku tersenyum dan nyaman 
ketika aku berdoa pada setiap hal yang bisa kuucap dan kuminta padaMu
dengan begitu, keinginan senantiasa merekahkan  harapan tentang kebaikan
apa yang sebenarnya kucari apa yang sebenarnya sudah kutemui
suara-suara hati yang selalu kudengar dalam setiap kesepian dalam kesunyian
kiranya aku  terus melawan 
agar selalu menjadi kawan hampir setiap waktu
aku tak merasa jemu
karena aku terjaga
aku merasa
dan aku percaya
segala sesuatu ini indah dalam hikmah
amin.....

20110120

Stasiun Jerakah

Jerakah......
hujan sudah datang seperti biasanya
kali ini beriringan datangnya kereta
aku menunggu
seolah akan ada yang datang menemuiku
menyeringai mendengar getaran
merasa benar sebelum lalu
sedihku menengok dari kejauhan
rintik menengadah
mengjangkau, ingin turut ikut
rintik-rintik hujan membujukku
namun, biar kereta bersama hujan berangkat sendiri
tinggallah rintik denganku di sini
sekonyong aku mengejar lari dan suaranya
biar hujan menitik air, dan melebat
kemudian rintik menyanyi bersamaku di sini
biar aku yang tetap menunggu


Puisi saat melakukan pendataan burung di stasiun Jerakah bersama teman-teman pecinta alam Haliaster Biologi Undip, Kamis, 20 Januari 2011.

20110118

Sekedar menulis

Sejujurnya, ketiadaanmu di sisiku membuat perjalanan ini menjadi sepi. Kemarin melihat kota dan laut yang ada merupakan pemandangan yang sedap dipandang mata. Aku tak dapat menghitung betapa besar keharuanku ketika mengingat kekasihku tidak di sisiku menemaniku menatap pemandangan yang seharusnya indah dirasa. Malam ini adalah malam kesekian  yaang sangat terasa sepi.Untuk saat ini apa yang harus aku lakukan tidak begitu jelas jelas. Aku berharap semoga Allah dengan belas kasih-Nya kepada kita, sebagaimana mensukseskan segala rencana pada diri kita, dan senantiasa menjaga kita..Dari sisi yang jauh ini aku agak sedikit sedih dan gelisah, namun Alhamdulillah kondisiku sehat bahkan semakin baik dan lebih meyakinkan,  sayangnya dan sekali lagi sayangnya, kamu tidak bersamaku di sisi, semoga tak memberatkanmu. Semoga Damai selalu...selamat berlibur...........


hari-hari yang bertema kerinduan...........

20110116

02.12

...aku tidak tahu harus bagaimana caranya mengungkapkan perasaan yang bertiup keras seperti badai melalui hatiku sepanjang malam ini, aku hanya mengetahui bahwa yang pertama sekali di dalam pikiranku, tanpa disadari seperti sebuah  jalan dari semua yang pernah  kuingat akan pikiran dan hatimu, kau mempunyai jiwa besar, sifat yang  mulia, yang paling manis, paling penuh kasih dari yang pernah kutahu, dan  kutaruh  rasa hormatku. Dalam suatu sore, seperti yang sudah  kukira, kau  luar biasa kebanggaan dan kegembiraanku dan terima kasih telah mencintaiku dengan  sederhana, di luar itu semua yang mampu terungkapkan, kecuali dalam beberapa puisi, dimana aku  tak bisa menulisnya…..

aku merindukanmu....



20110114

IBU

akan kubawakan sebidang tanah penuh bunga
kuajak ibu berjalan dalam hamparan bunga-bunga
bilamana ibu bersedih
akan kuhibur sambil
melihat seribu kupu-kupu berterbangan
beryanyi di bawah sinar mentari
dan di bawah langit yang kebiruan
bilamana ibu sudah letih
akan kuambilkan butiran-butiran embun
dari pucuk-pucuk daun
aku basuhkan pada kedua kakimu
agar merasa sejuk lalu kubawa ibu melihat lagi tanaman
masa depanku dalam warna bunga
agar ibu tersenyum

-Mahadewi Kecil 

....teruntuk ibu tersayang  semoga sehat selalu, akan selalu ku tulis harapan yang selalu akan kuberikan pada ibu aku menyayangimu, aku merindukan ibu, kelihatan kalau sedang ingin di manja hahahaha (curhat)..bagaimana ya kalau ibu bisa baca ini, ibu akan tersenyum padaku, dan aku pastinya menangis, suatu saat banyak yang ingin aku tunjukkan pada ibu banyak sekali...



Rindu

rinduku mengalir bersama air
bermuara lewati jalan sempit yang dalam
bertebaran menjadi bunga-bunga tepi jalan
di kaki langit biru
kutitipkan ujung mimpi-mimpi pada putik bunga
bilamana angin semilir datang membawa perihal cinta
suatu pagi kan tumbuh bunga baru
menari dengan cinta
bersama sang matahari

-Mahadewi kecil

Mahadewi Kecil sedang merindu, bersama hujan.....

20110113

Matahari Dan Bunga

....aku merasa senang kamu melihatku dan menghargai, sementara aku bertahan dengan cinta ini sebelum gugur dan layu, mungkin agak sedikit menarik bagi pendengaran dan penglihatan, tetapi ini jauh lebih manis bagi hati, aku mencintaimu...aku mencintaimu matahariku, aku tak sanggup mengulang pernyataan ini berulang kali, aku tak pernah dapat mengungkapkannya sedalam apa yang kurasakan, aku akan berbicara tentang kebenaran yang sederhana. Tetapi untuk menaruh semua ini mencobanya ke dalam kata-kata yang pantas, aku memerlukan suatu suara yang lebih harmonis yang telah dianugerahkan kepadaku, karena aku hanyalah bunga sederhana yang sering kau ejek belakangan ini,hehehehe…. oleh sebab itu aku tak bisa, kamu mengenali keindahan di dalam warnaku, di dalam wewangianku, di dalam nada yang harmoni. Kamu sangat hebat dalam semuanya, kamu yang menghangatkanku, kamu bukan hanya memancarkan sinar pelangi yang berkilauan tapi kamu matahari yang menerangi, meghangatkan, dan lagi menghidupkan bunga, inilah kamu apa adanya dan aku adalah bunga yang mencintaimu…


-Mahadewi Kecil

walau mendung halangi sinarmu kau tetap matahari...

Matahari


sebenarnya aku masih ingin akrab dengan matahari
mengadukan segala rupa persoalan
tapi begini adanya
hari-hari terasa kian tak utuh
hujan datang menawan hati
tak nampaklah matahari
aku ingin membelah sepi
yang teramat
tatkala rindu ini bersemi
ketika air tak lagi bergemericik jernih
aku juga menerima guntur dan kilat
terpekur sendiri
bersama alam, jiwaku bermalam
sampai aku menerima sinar matahari dan kehangatan

-Mahadewi Kecil

Karena matahari langit berwarna biru, karena matahari ada hujan dan karena matahari bunga bermekaran....


20110110

Perempuan Tak Bersayap

Bagian 2....

Banyaknya memikirkan hal-hal yang sudah memenuhui kepalanya, kini ia mendengarkan alunan lagu dan syair yang sering menemani tiap ia menemui kekosongan dalam meratapi perjalanannya, ia merasa butuh waktu sesaat untuk beristirahat menikmati dunia khayalannya, tapi tersentak dengan sendirinya ia kembali sadar memang tidak selayaknya Perempuan Tak Bersayap berlama-lama melihat keindahan semu menari dalam imajinasinya, menerbangkan dan melebarkan sayap yang kini belum ia temukan hingga tidak seorangpun yang menghalangi atas kebebasannya . Kegembiraannya sungguh ia miliki saat merebahkan tubuhnya yang sudah lelah seharian berkegiatan mulai dari membuka mata hingga berakhir di tempat tidurnya. Dari matanya menitikkan air mata, rasa kantuk pun kalah dengan perasaannya yang sedang dikacaukan dengan masalah yang menyudutkannya, yang menjadikan batas ruang gerak baginya. Mencoba mencari penyelesaian dengan ini namun salah, atau dengan cara yang seperti itulah yang benar, tapi masalah yang itu kalau dengan yang begini caranya juga tambah masalah, meski belum yakin akan seperti itu nantinya tapi lebih salah jika masalah ini ia hindari dan tak peduli, bingung ia mengahadapinya, ya sudahlah pusing pastinya. Meskipun saat ini perasaannnya yang tersudutkan berbagai macam masalah ia bisa lewati malam itu dengan tenang tapi tetap mengingat apa yang sebenarnya ia hadapi, sebab ia tahu tak ada yang mengetahui selain dirinya sendiri, rasa yang tak bisa disentuh seorangpun selain ia bangkitkan dengan keinginannya sendiri dan tak mungkin baginya ia menunggu orang lain menghancurkan kerasnya diding penghalang jalan agar tetap bisa survie untuk hidupnya, karena ini ia sadar betul akan tanggung jawab atas hidupnya adalah dirinya sendiri. Kepedihan yang bisa menciptakan kegelisahan pada malam itu bisa ia balut dengan rasa optimisnya, rasa percaya dirinya yang kuat dan karena ia tidak pernah menyesali segala yang terjadi pada dirinya. Ia merasa kehausan lalu ia meneguk sisa air yang volume tingginya hanya 2 centi meter di gelas yang terletak di meja kamarnya, ia kembali berpikir seteguk air yang ia minum mampu memberinya kekuatan untuk menghapuskan dahaga dan membuat pahit mulutnya, dengan begitu ia kembali bersyukur, dan berharap untuk tidak selalu dalam kekurangan, biarpun ia menyadari membutuhkan banyak meneguk air kehidupannya untuk bertahan hidup bahkan dalam jangka waktu yang lebih lama, ia kembali tersenyum, ia pasti bisa bisa membahagiakan orang-orang yang penting dalam hidupnya dan selalu bisa menikmati segala bentuk kerasnya kehidupan untuk masa mendatang. Diam sejenak ia menganggap ini sebuah pemikiran, bagaimana semestinya usaha yang harus ia lakukan mungkinkah semua orang bisa menerima, karena ia begitu sadar dengan kekurangan dalam dirinya, sehingga ia merasa tidak semua orang bisa menerima kehadirannya. Betapa sedihnya jika memikirkan agar tidak menyusahkan orang lain namun ia tidak merasa kecil hati ia pantang menyerah ia tidak pasrah begitu saja, ia kembali menguatkan diri, Allah SWT. menciptakannya beserta kekurangannya, yah agar ia selalu berusaha mencari jalan keluar dengan usahanya. Ia kembali sadar waktu terus saja berlalu tapi belum usai pikirannya kantuknya sudah kembali, ia masih sempat memikirkan dengan lebih tenang lagi, esok akan ia jumpai jalan yang panjang dan tak berujung, yang berliku penuh tikungan tajam dan berkerikil yang harus dilaluinya. Perempuan tak bersayap berhenti berpikir mengetahui lagu yang menemaninya telah habis durasinya, ia pun mematikan mesin pemutar musiknyanya, senyap tentunya dan ia tidur.
 



Mimpi Perempuan Tak bersayap

Kebahagiaan itu ada dalam diriku
dalam dekapan yang  kusandarkan dalam kasih dan sayang
aku mendengar suara-suara menghibur yang menghangatkan kesendirian
menyaksikan senyumannya
jauh dari pandanganku yang kosong
seutuhnya menuntun hati tetap dalam teduhnya
rasa itu nyata,
rasa itu ada mengalir dalam tiap denyut nadi dan terpompa ke jantung
memberi rasa dan menghidupkan hati
itu alami
aku hanya sesuatu yang kecil dalam hamparan kesunyian
menjadi rumah di masa yang dulu sebelum ada penyelamat jiwaku datang menghampiri
dan menyentuh jemariku
ratapan wajahnya semakin mendekat
kumemandanginya penuh keseriusan
membangunkan jiwaku yang tidur
serasa ringan hari-hari untuk di jalani walau memikul beban dalam pundak ada satu cinta yang tulus menguatkan aku



-Mahadewi Kecil 
10 Januari 2011

Selamat membaca, mohon maaf apa bila tersaji dengan penuh kekurangan, silakan tinggalkan komentar..... 

20110109

Senja Biru

                                                  Dok. Pantai Maron, Semarang
                                                   Oleh : Mahadewi Kecil
Senja Biru Bagian 2...
 
sayap-sayap cakrawala senja melenggang
awan dan mega berkasih mesra 
patutlah aku tak bisa menafikan wujud keindahannya 
ombak yang datang karena angin 
yang menggandengnya untuk berlari dan memadu cinta 
sayap-sayapnya menari-nari di atas gelombang 
bangunlah jiwaku, aku mengelu di bibir pantai 
matahari jingga menyulam cahaya di lautan lepas 
menimang mata kita dengan kelembutannya 
langit pun berkubah biru 
kemerahan senja mulai menjadi kecil 
senja biru dan cintaku 
terbaca cakrawala senja 
menatap tajam, ajarkan agar tak berhenti mengharap

Senja biru, Mahadewi Kecil

Mahadewi

saat manakala untuk kali pertama
aku kembali dengan kesendirian terparah
kesendirian yang paling hampa
hampa yang mungkin paling purnama
denganmu,
aku jadi tahu bagaimana caraku bertahan hidup
mencari sesuatu yang asing dari mata
bernafas dalam damainya kata-kata
melukis menghiasi dunia
saling mengisi dan menghidupi raga

tak ada yang luar biasa di dirimu
selain jiwa yang melahirkan kekuatan paling dalam
sumur yang tak mudah kerontang
entah, sudah berapa banyak kebaikan kutimba
dari hal yang barangkali tak tampak bermakna
tapi aku percaya, nadanya berirama keindahan

pernah betapa sulit aku menatap hari yang datang
tanpa ada cahaya, hanya mencurah kata-kata
namun saat denganmu
aku jadi tahu bagaimana melewati semuanya
melalui rintang kesulitan menghadang
memandang hari-hari penuh harapan
lantas perlahan menjemput pencerahan

mahadewi,
bagaimana kini tanganku mesti berkemas
betapa sulit untuk berbudi balas
pun segala yang tampak indah tak sekilas
tak pernah mampu mencukupi batas pantas

hanya semua mungkin bisa kusyukuri
berbagi dan berbelas kasih
merasa memiliki bagian jiwa yang kutemui
seindah dan setulus mahadewi

27 Juli 2010

-el  Fakir

Sebagai ungkapan terima kasih pada mas Cha'unk El Fakir puisi Mahadewi, adek posting di blog Mahadewi Kecil...

20110108

Perempuan Tak Bersayap

Seorang perempuan tak bersayap adalah seorang perempuan yang begitu kuat dalam pendirian, memiliki kekurangan dalam dirinya namun ia selalu menyadari atas kekurangannya dan ia selalu merasa bersyukur. Dengan semua masalah yang pernah ia hadapi, saat bagaimana ia menghadapi rasa sakit yang menerkamnya begitu menyadarkan ia tentang ketakberdayaan yang harus tetap survive dengan hidupnya, perempuan tak bersayap bukan siapa-siapa yang mampu untuk mengubah takdir hidupnya. Penderitaan telah menjadi bagian dari perjalanannya untuk menggapai sebuah istana kebahagiaan yang ia bangun dengan tetesan air mata dan getir perjuangan, namun demikian ia sadar masih jauh untuk digapai dengan tangannya dan masih terlalu jauh pula harapan yang ia punya. Asa membayangi tiap langkahnya, yang membuat gontai dan tertatih untuk mencapai tujuan, sesak dadanya meratapi kepiluan yang hadir dalam hidupnya, walaupun demikian senyum perempuan tak bersayap adalah pelipur lara hatinya saat masih bisa diberikan untuk orang yang dicintainya, ia selalu mengingat sebuah nasihat yang pernah ia baca dari buku “jangan berhenti dan jangan berkata tidak, jika kamu masih mau mencoba”....tangisnya makin tak bisa disembunyikan, lehernya seperti tercekik tangan kuat sekali, begitu sulit berjuang melonggarkan tenggorokannya coba tegar namun perjuangan itu berujung air mata juga. Begitu remuk hatinya, ia tak merasa dirinya lemah tapi ia juga tak bisa mengakui hatinya telalu kuat untuk menerima semua yang terjadi dalam hidupnya, tapi apapun ia mampu hadapi dengan semestinya, bisa menerima semua sebagai pelajaran hidup yang harus ia jalani dan bukan alasan untuk berhenti dan menyerahkan pada nasib hidupnya begitu saja, karena ia selalu merindukan kebahagiaan yang pasti masih bisa ia raih, walaupun dalam kurun waktu yang lama ataupun sesegeranya ia dapat, karena ia tak pernah mengetahuinya. Perempuan tak bersayap berharap selalu berusaha dengan baik pada setiap hal yang dapat ia lakukan untuk orang disekitarnya, untuk orang-orang yang disayanginya, dan untuk orang yang dicintainya, walaupun semua belum dirasa sempurna dalam usahanya, tapi perempuan tak bersayap selalu mempunyai rasa untuk mengakui pada dirinya sendiri akan kekurangan dalam melakukannya, tapi itulah usahanya agar bermanfaat untuk orang lain. Perempuan tak bersayap merasa yakin air mata yang kadang mengiringi kesendiriannya, yang mengiris hatinya saat meresapi relung-relung kosong, ia juga perlu menyadari semua itu adalah bentuk liku-liku kehidupannya yang masih tetap harus berjalan, ketegarannya yang akan membimbingnya ke jalan kebahagiaan yang ia impikan. Perempuan tak bersayap terkadang merasa rapuh dan tak kuat untuk melewati ini semua sendirian, namun ia merasa tak fair jika hanya tinggal diam saja, meski sadar dengan keadaan dirinya apalagi jika  air matanya keluar sia-sia. Walau bagaimanapun keadaannya, ia tak ingin semakin rapuh, bahkan membiarkan dirinya sempat terjatuh meski sudah usaha membangun pertahanan, ia  tak mau menjatuhkan pengharapan yang lainnya. Hidup ini penuh kesinambungan dan terus berlanjut, jika ia sudah tidak bisa berlari tapi ia  masih bisa untuk melangkah bahkan dengan merangkak sekalipun akan ia lakukan walau dengan pelan tapi akan menjemput kepastian dengan daya dan upaya yang sepantasnya masih bisa ia lakukan. Masih ada banyak cara yang bisa ia lakukan, masih ada hal terbaik yang mesti bisa untuk menuntunnya kedepan, sederhananya jalan yang ia  tempuh ataupun rumitnya ia kan berusaha demi kebahagiaannya, juga orang-orang yang ia sayangi. Begitu banyaknya mimpi-mimpi yang ia banggakan, pandangannya yang jauh menerawang dan menuju imajinasi penuh keindahan, bahwasanya ia memang menginginkan kebahagiaan yang nyata dan bukan kebahagiaan diatas kepalsuan, dimana tempatnya yah hanya pada Allah SWT. tempatnya meminta. PadaNYA ia selalu memohon atas harapan dalam hidupnya dan mimpi yang selalu ia damba, mengikuti arus waktu yang membawanya pada kedewasaan dalam pemikiran-pemikiran yang membuat hatinya resah, gelisah, sebagai mana layaknya manusia merindukan masa depan yang cemerlang, seseorang yang juga punya hati dan perasaan, dimana ia akan menemukan sayapnya, siapa yang akan memberikan sayap padanya kemana harusnya ia mencari untuk kedamaian hatinya yang mengerti tentang indahnya cinta dan kasih sayang yang menemani dalam perjalanannya ketika ia tersesat tak tahu arah untuk membangun istananya.


-Mahadewi Kecil

Cerita ini hanya fiktif belaka...
Terima kasih sudah bersedia membaca, silakan tinggalkan komentar..

20110107

Senja Biru

                                                         dok. Pantai Maron, Semarang 
                                                            Oleh: Mahadewi Kecil
senja biru bagian 1....


sepoi angin mencumbui halus mesra tubuh kita
ombak bekejar-kejaran terpecah
datang dan meninggalkan kembali
saling memandu suara dengan kompak
manjadi batas laut dan darat
sempat kuguratkan tulisan penting mengenai kita
namun tak mau kalah denganku
mungkin tak rela aku tinggalkan sesuatu
ia menyapu habis tanpa bekas, uhh...malangnya 
terus saja menggoda
yang seolah ingin membawa kita ke samudera
dibuatnya kita tertawa
mungkin ingin mengajak bermain-main
namun kita miliki batas waktu saat itu 
senja segera berlalu
bisikan-bisikan lembut sang bayu
seolah memberi tahu
sudahi senja biru..


Senja Biru, Mahadewi Kecil

Tentang Keinginan

                                                                                           Dok. BSB, Semarang oleh: Mahadewi Kecil
01.05
malam ini ingin kuseleseikan dengan baik
waktu terasa begitu syahdu
yah...dengan iringan musik klasik yang menemani
rasa kantuk pun terlupakan
aku masih punya pena lebih dari satu 
kalau sudah habis yang satu, aku masih punya pena yang lain
aku bermain-main  pena, dengan sesuka hatiku
namun sungguh, malam ini ingin kuseleseikan dengan baik
caraku menuliskan tentang sesuatu,
tentang keinginan, tentang harapan
tentang ketakutan, tentang resiko
bahkan terlalu banyak yang ingin ku tuliskan yang hubungannya dengan “tentang”
namun aku ingin seleseikan satu saja malam ini
hingga  mataku tertutup

-de' Kecil
Semarang, 07 Januari 2011

20110106

Januari

''Meski tahun baru 2010 sudah berlalu dan sudah menjalani sampai hari ke 6 di bulan Januari 2011 masih suasana tahun baru. Dengan segala rasa dan harapan sisa tahun lalu, kini  masih tetap ada, bahkan pergantian tahun tak ada perbedaannya mungkin belum, karena ini masih awal jadi belum terasa . Tapi pikiran tak pernah berhenti meski sejenak saja, tentang harapan terjadinnya perubahan sebelum semua terlambat. Hari demi hari berlalu meski namanya tak berganti yaitu masih utuh Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, lantas saat demi saat berlalu begitu saja sadarkah waktu yang ada untuk kita, sanggupkah  mengejar ketertinggalan yang mungkin sudah jauh ??? ya mungkin patut untuk direnungi.....''

_de' kecil
06 Januari 2011

Just For Us

                                           Dok. Semester 1 oleh: Mahadewi Kecil
Sahabat adalah hawa pengisi ruang hampa,
di saat hati gundah dan gelisah
cermin saat tak mampu melihat diri sendiri dan kekurangan
jalinan yang tak dapat dibeli, ditukar dan ditawar-tawar
ciptaan air mata, senyuman, tawa
juga kemarahan menjadi warna yang terjalin
dalam keindahan kebersamaan
selalu ada hadiah, dan kejutan
inspirasi tempat menemukan perasaan menerima juga memberi
dan tidak bersyarat
engkaulah sahabat yang tulus...

Semarang, Desember 2008

Tya, Helga, Erma, Atiq, Kristin....
...ingat hari  saat-saat masih menikmati kebersamaan yang selalu ada warna, kelak suatu saat nanti kita tak duduk bersampingan lagi, tak saling gadeng tangan lagi, karena pada awalnya kita memang tak saling kenal, yah dengan kemauan kita akhirnya saling mengenal, saling lengkapi, pertemuan yang tak pernah terencanakan  tak pernah tahu dan memang bukan untuk diketahui di awal sebelum jumpa. Dulunya yang tak saling kenal kita kelak pulang dengan kenangan  dan  jangan lupa kita pernah membuat lingkaran kecil yang tak bisa ditawar dikemudian hari dengan tangan  kita. thanks semua...

Mahadewi Kecil. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright 2010© Mahadewi Kecil Designed by Cha'unk El Fakir