20110520

Ilmu Dan Pengetahuan

           Orang yang tahu, disebut mempunyai pengetahuan. Orang yang tahu akan dunia dan alam yang mengelilinginya, ia tahu akan manusia lain yang hidup bersama dia, ia tahu akan dirinya, ia tahu akan cenderung yang ada padanya. Kebanyakan pengetahuan ini tercapai olehnya dari pengalaman, ialah persentuhan dengan indranya. Dengan indranya ia kenal hal-hal di dunia sekitarnya: ia akan tahu timbul tenggelam matahari, dengan indranya ia tahu akan rasa sakit dan enak, ia tahu akan musim hujan dan kemarau, pendek kata ia tahu akan hal-hal yang berubah-ubah, bergerak dan bermacam-macam pula. ia tahu akan hukum atau aturan yang tetap, yang umum daripadanya berlaku bagi satu dan semuanya. Misalnya ia tahu benda yang mengembang jika dipanasi menyusut jika didinginkan, ia tahu bahwa benda cair itu dapat menguap kalau kena panas dan sebagainya. Pengetahuan itu, walau tidak sadar dan kerap kali jika tidak dirumuskan dengan kata-kata yang jitu dan tepat, tetapi diakui kebenarannya serta dipergunakan dalam hubungannya dengan hidup sehari-hari. Pengetahuan tersebut dimiliki manusia karena mereka mempergunakan pengalaman yang diolahnya lebih lanjut yang dipikirkan kata orang, tidak semuanya dengan pengalaman dan pikirannya sendiri,  kerapkali juga menggunakan pengalaman dan pikiran orang lain.
          Pengetahuan yang terutama diarahkan kepada keperluan kehidupan sehari-hari itu, merupakan pengetahuan yang seakan-akan untuk tahu belaka. Dengan sadar diusahakan benar untuk mengetahui sebenar-benarnya, diusahakan benar supaya isi pengetahuan itu sesuai dengan hal yang diketahui (obyeknya) itu. Tentu saja tidak selalu persesuaian itu tercapai, jadi ada kekeliruan, tetapi ia tahu akan kekeliruannya itu diusahakan supaya kelirunya itu hilang dan tenaganya dicurahkan supaya tercapai olehnya kebenaran. Dengan demikian pengetahuan ini mengejar dengan sadar kebenaran, tidaklah terutama menghiraukan kegunaannya dalam hidup sehari-hari. Mungkin guna itu akan munul juga, akan tetapi tujuan pertama ialah kebenaran. Tahu itu boleh dikatakan terutama demi tahu belaka, tetapi tahu yang benar, jadi ia mengejar atau menuntut kebenaran atau obyektivitas. Pengetahuan yang sadar menuntut kebenaran yang bermetode dan bersistem disebut "ilmu'. Sebetulnya ilmu sudah terdapat pada tiap-tiap manusia. Boleh dikatakan, bahwa pengetahuan itu jika dibandingkan dengan ilmu , merupakan biji. Kalau biji itu sudah tidak lagi terpendam, melainkan sudah muncul (sadar), berkembang dengan teratur (bermetodos) serta terpelihara baik (bersistem) maka adalah ilmu. ilmu itupun tidak hanya tercapai dengan indra saja melainkan harus juga diolah, bukan juga dari seorang diri melainkan orang bekerja sama untuk mencapai ilmu, (Prof. I.R. Poedjawijatna).

-Buku Pembimbing Ke Arah  Alam Filsafat

0 komentar:

Posting Komentar

Mahadewi Kecil. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright 2010© Mahadewi Kecil Designed by Cha'unk El Fakir